Kamis, 10 Juli 2014

Aku tahu semua karena kau sayang padaku.

Ayah, aku tahu ayah selalu over protective padaku. Saat aku mengikuti Pramuka dan harus camping disuatu tempat, kau selalu meneloponku dengan nada penuh cemas. Kau membela malam hari untuk meneloponku hingga membuatku bosan dan malas akan kekhawatiranmu. Tapi aku sadar, kau melakukan semua ini karena kau menyayangiku dan menjagaku.

Ayah, saat aku membawa mobil kau selalu mengingatkanku untuk memakai sabuk pengaman untuk keselamatanku. Betapa bodohnya aku menghiraukannya. Maafkan aku ayah, tapi aku tahu kau juga ingin yang terbaik untuk anaknya.

Ayah, aku melihatmu tersenyum menahan tangis saat melihat hasil kerjaku disekolah. Tapi kau dengan gengsi  untuk menangis didepanku. Aku tahu itu dan jujur aku ingin tertawa terbahak bahak apabila mengingatnya.

Ayah, saat aku membawa kekasihku. Dengan garang kau mengintrogasi kekasihku. Aku juga tahu kau mengajak kekasihku bermain catur, aku ingat itu. Apabila kekasihku menang, kau mengizinkanku untuk bisa bersama malam ini. Tapi apabila kalah, ia harus pulang dan belajar bagaimana mengalahkanmu. Aku cukup kesal dengan semua itu, Ayah. Tapi aku yakin kau ingin anakmu tidak disakiti oleh pria yang tidak kau kenal sebelumnya. Ayah, kau harus tahu bahwa kekasihku hingga belajar catur dengan supirnya karena ingin bersamaku dan mengalahkanmu. Tapi dengan cara ini kau dekat dengan kekasihku.

Saat kekasihku meminangku, kau hanya memandang penuh bahagia dan sedih. Aku pun sedih karena akan meninggalkanmu, Ayah. Aku sangat menyayangimu. Aku tahu, ayah selalu pulang malam karena mencari uang untukku dan kebutuhanku. Kau selalu berusaha mengantarku kesekolah setiap pagi demi menjaga hubungan kontak denganku. Aku sangat mengatahui itu. Tapi aku berusaha untuk selalu disampingmu walaupun aku sudah memiliki suami.

Ayah, sekarang aku tahu menjadi orang tua. Sangat susah sekali mendidik anakku. Aku tahu kenapa Ayah selalu memarahiku apabila pulang larut malam, karena bertaruh pada nama baik dan juga kesehatan. Aku juga sekarang mengatahui rasa jauh dari seorang anak, sangat rindu. Aku tahu mengapa Ayah selalu mengajakku memancing apabila libur terjadi, karena Ayah ingin menebus rasa rindu pada anakmu, Ayah.

Ayah, sekarang aku disini. Disamping makammu. Yang penuh dengan rumput liar disekelilingmu. Bersama anakku yang notabenenya adalah cucumu, Ayah. Lihatlah cucumu, sedang mencabuti rumput liar yang ada disekitarmu. Ia sangat merindukan canda tawa seorang kakek, aku pun begitu. Merindukan kita menghabiskan waktu bersama dengan memancing ikan di danau yang sangat damai.

Ayah, aku merindukanmu. Aku menyayangimu layaknya aku menyayangi anakku dan suamiku, Ayah. Semoga kau tenang disana.


Salam hangat,




Anakmu yang paling cantik :')